Kamis, 14 Januari 2016

#TULISAN_4.SS_PENGANTAR BISNIS

ATITTUDE 

Manusia adalah makhluk yang unik karena memilki perbedaan dengan individu lainnya. Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian  sikap, proses terbentuknya sikap, maupun perubahan. Banyak pula penelitian telah dilakukan terhadap sikap kaitannya denganefek dan perannya dalam pembentukan karakter dan sistem hubungan antarkelompok.
Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, posotitif atau negative terhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi, situasi, ide, konsep dan sebagainya (Howard dan Kendler, 1974;Gerungan, 2000).
Oleh karena itu kami akan membahas lebih spesifik lagi mengenai sikap.  Untuk itu Dalam makalah ini penulis akan menguraikan mengenai pengertian sikap, proses dan komponen sikap, faktor – faktor yang mempengaruhi sikap, teori- teori tentang  sikapdan hubungan sikap dengan perilaku.

1.1 ATITTUDE 

Dibawah ini pengertian Sikap Menurut para Ahli:
1.      Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk bereaksi (disposition to react) secara positif  (ravorably) atau secara negatif (untavorably) terhadap obyek - obyek tertentu.
2.      D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional , emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu.
3.      La Pierre (dalam Azwar, 2003) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku , tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan
4.      Soetarno (1994), sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.
5.      Sumber di www. wikipedia.org menjelaskan sikap adalah perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu.
6.      Menunit G.W Alport dalam (Tri Rusmi Widayatun, 1999 :218) sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak.
7.      Tri Rusmi Widayatun memberikan pengertian sikap adalah “keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya.
8.      Jalaluddin Rakhmat ( 1992 : 39 ) mengemukakan lima pengertian sikap, yaitu:
·         sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok.
·         sikap mempunyai daya penolong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu; menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan,mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari.
·         sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan sikap politik kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami pembahan.
·         sikap mengandung aspek evaluatif: artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan.
·         sikap timbul dari pengalaman: tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.
9.      Sri Utami Rahayuningsih (2008) Sikap (Attitude) adalah:
1)      Berorientasi kepada respon : : sikap adalah suatu bentuk dari perasaan, yaitu perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable) pada suatu objek.
2)      Berorientasi kepada kesiapan respon : sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon suatu pola perilaku, tendenasi atau kesiapan antisipatif untuk menyesuaikan diri dari situasi sosial yang telah terkondisikan
3)      Berorientasi kepada skema triadic : sikap merupakan konstelasi komponen-komponenkognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek di lingkungan sekitarnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.

2.2  Proses dan Komponen Atittude
Terdapat tiga komponen sikap, tiga komponen sikap itu adalah komponen respons evaluative kognitif, komponen respons evaluative afektif, dan komponen respons evaluative perilaku. Ketiga komponen itu secara bersama merupakan penentu bagi jumlah keseluruhan sikap seseorang ( Manstead, 1996; Strickland, 2001)
a.      Komponen Respons evaluative kognitif
Gambaran tentang cara seseorang dalam mempersepsi objek, peristiwa atau situasi sebagai sasaran sikap. Komponen ini adalah pikiran, keyakinan atau ide seseorang tentang suatu objek. Dalam bentuk yang paling sederhana, komponen kognitif adalah kategori-kategori yang digunakan dalam berpikir. 
Aspek sikap yang berkenaan dengan penilaian individu terhadap obyek atau subyek. Informasi yang masuk ke dalam otak manusia, melalui proses analisis, sintesis, dan evaluasi akan menghasilkan nilai baru yang akan diakomodasi atau diasimilasikan dengan pengetahuan yang telah ada di dalam otak manusia. Nilai – nilai baru yang diyakini benar, baik, indah, dan sebagainya, pada akhirnya akan mempengaruhi emosi atau komponen afektif dari sikap individu.
b.      Komponen Respons evaluative afektif
Adalah perasaan atau emosi yang dihubungkan dengan suatu objek sikap. Perasaan atau emosi meliputi kecemasan, kasihan, benci, marah, cemburu,atau suka. Dinegara Amerika Serikat, kemungkinan berpindahnya oaring kulit hitam ke daerah perumahan orang kulit putih dapat menimbulkan rasa cemas banyak warga kulit putih.
c.       Komponen Respons evaluative perilaku 
Adalah tendensi untuk berperilaku pada cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Dalam hal ini, tekanan lebih pada tendensi untuk berperilaku dan bukan pada perilaku secara terbuka. Misalnya, orang melakukan tendensi untuk melakukan tindakan diskriminatif terhadap anggota dari sekelompok etnis tertentu, namun karena tindakan itu secara social dan legal dilarang, maka ia tidak melakukannya. Berkenaan dengan keinginan individu untuk melakukan perbuatan sesuai dengan keyakinandan keinginannya.
Sikap seseorang terhadap suatu obyek atau subyek dapat positif atau negatif. Manifestasikan sikap terlihat dari tanggapan seseorang apakah ia menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap obyek atau subyek. Komponen sikap berkaitan satu dengan yang lainnya. Dari manapun kita memulai dalam analisis sikap, ketiga komponen tersebut tetap dalam ikatan satu sistem.
komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak merupakan suatu kesatuan sistem, sehingga tidak dapat dilepas satu dengan lainnya. Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap  dan Ketiga komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak secara bersama- sama membentuk sikap.

2.3  Fungsi Atittude
Katz (Luthans, 1955) menjelaskan empat fungsi sikap, keempat fungsi sikap itu adalah fungsi penyesuaian diri, fungsi pertahanan diri, fungsi ekspresi nilai, dan fungsi pengetahuan.
Fungsi penyesuaian diri berarti bahwa orang cenderung mengembangkan sikap yang akan membantu untuk mencapai tujuan secara maksimal. Sebagai contoh, seseorang cenderung menyukai partai politik yang mampu memenuhi dan mewakili aspirasi-aspirasinya. Di Negara Inggris dan Astralia, seorang pengangguran akan cenderung memilih partai buruh yang kemungkinan besar dapat membuka lapangan pekerjaan baru atau member tunjangan lebih besar.
Fungsi pertahanan diri mengacu pada pengertian bahwa sikap dapat melindungi seseorang dari keharusan untuk mengakui kenyataan tentang dirinya. Sebagai contoh fungsi ini adalah perilaku proyeksi. Proyeksi adalah atribusi cirri-ciri yang tidak diakui oleh diri seorang dalam dirinya kepada orang lain. Melalui proyeksi, ia seakan-akan tidak akan memiliki cirri-ciri itu. 
Fungsi ekspresi nilai berarti bahwa sikap membantu ekspresi positive nilai-nilai dasar seseorang , memamerkan citra dirinya , dan aktualisasi diri. Si Fithra mungkin memiliki citra diri sebagai seorang “ Konsevative” yang hal itu akan mempengaruhi sikapnya tentang demikrasi atau sikapnya tentang perubahan social.
Fungsi pengetahuan berarti bahwa sikap membantu seseoarang menetapkan standar evaluasi terhadap sesuatu hal. Standar itu menggambarkan keteraturan, kejelasan, dan stabilitas kerangka acu pribadi seseoarang dalam menghadapi objek atau peristiwa disekelilingnya. Contoh fungsi pengetahuan sikap misalnya adalah pemilik sepeda motor akan mengubah sikap positif terhadap sepeda motor seiring dengan peningkatan status sosialnya. Ia sekarang emutuskan untuk membeli mobil karena ia yakin bahwa mobil lebih sesuai dengan status sosialnya yang baru, yaitu sebagai manager tingkat menengah sebuah perusahaan level menengah.

2.4  Proses Pembentukan dan Perubahan Atittude
Sikapa dapat terbetuk atau berubah melalui empat macam:
a)      Adopsi 
Kejadian- kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri individu dan memengaruhi terbentuknya suatu sikap. 
b)      Diferensiasi
Dengan berkem bangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terhadap objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula.
c)      Integrasi
Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tentu sehingga akhirnya terbentuk sikap menegenal hal tersebut.
d)     Trauma
Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman –pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.

2.5  Faktor- Faktor yang mempengaruhi Atittude
 Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap
1) Faktor intern: yaitu manusia itu sendiri.
2) Faktor ekstern: yaitu faktor manusia.
Dalam hal ini Sherif mengemukakan bahwa sikap itu dapat diubah atau dibentuk apabila:
a. Terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara manusia.
b. Adanya komunikasi (yaitu hubungan langsung) dan satu pihak.
a)      Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komoponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak, tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita akan mempengaruhi pembentkan sikap kita terhadap sesuatu. Contoh : Orang tua, teman sebaya, teman dekat, guru, istri, suami dan lain-lain.
b)      Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.
c)      Media massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.
d)     Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam arti individu.
e)      Pengaruh faktor emosional
Tidak semua bentuk sikap dipengaruhi oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang, kadang-kadang sesuatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

2.6  Hubungan Atittude dengan perilaku
Sikap yang dilakukan oleh setiap individu sangatlah berpengaruh terhadap perilaku individu. Pengaruh tersebut terletak pada individu sendiri terhadap respon yang ditangkap ,kecenderungan individu untuk melakukan tindakan dipengaruhi oleh berbagai faktor bawaan dan lingkungan sehingga menimbulkan tingkah laku.
·         Pembentukan perilaku
            Pembentukan perilaku dengan konsidioning atau kebiasaan, Cara ini didasarkan atas teori belajar konsidioning yang dikemukakan oleh Pavlov, Thorndike dan Skinner. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, akan terbentuklah perilaku tersebut.
Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight). Disamping pembentukan perilaku dengan kondisioning, pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan pengertian (insight). Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar yang disertai dengan adanya pengertian, seperti yang dikemukakan Kohler.
Pembentukan perilaku dengan menggunakan model atau contoh. Jadi, perilaku itu dibentuk dengan cara menggunakan model atau contoh yang kemudian perilaku dari model tersebut ditiru oleh individu. Hal ini didasarkan atas teori belajar sosial (sosial learning theory) atau observational learning theory yang dikemukakan oleh Bandura

·         Konsistensi Sikap dan Perilaku
         Sikap dan perilaku sering dikatakan berkaitan erat, dan hasil penelitian juga memperlihatkan adanya hubungan yang kuat antara sikap dan perilaku. Salah satu teori yang bias menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Menurut mereka, antara sikap dan perilaku terdapat satu faktor psikologis yang harus ada agar keduanya konsisten, yaitu niat (intention). Worchel dan Cooper (1983) menyimpulkan sikap dan perilaku bias konsisten apabila ada kondisi sebagai berikut:
·         Spesifikasi sikap dan perilaku
·         Relevansi sikap terhadap perilaku
·          Tekanan normatif
·           Pengalaman



A.    Kesimpulan
Sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
Proses sikap terdiri dari 3 komponen yaitu komponen kognitif, afektif dan kecenderungan untuk bertindak, komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak merupakan suatu kesatuan sistem, sehingga tidak dapat dilepas satu dengan lainnya. Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap dan Ketiga komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak secara bersama- sama membentuk sikap.
Fungsi sikap diantaranya yaitu:
·         Fungsi penyesuaian diri
·         Fungsi pertahanan
·         Fungsi ekspresi
·         Fungsi pengatahuan
Adapun sikap dapat terbentuk atau berubah melalui empat macam cara yaitu:
·         Adopsi
·         Diferensiasi
·         Integrasi
·         Trauma
Sikap yang dilakukan oleh setiap individu sangatlah berpengaruh terhadap perilaku individu. Pengaruh tersebut terletak pada individu sendiri terhadap respon yang ditangkap ,kecenderungan individu untuk melakukan tindakan dipengaruhi oleh berbagai faktor bawaan dan lingkungan sehingga menimbulkan tingkah laku.

B.     SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini yang membahas tentang sikap bisa lebih mengontrol sikap yang ada dalam diri kita sendiri dan lebih memahami karakter diri sendiri untuk menjadi diri yang lebih baik lagi dari sebelumnya. 

#TUGAS_4.SS_PENGANTAR BISNIS

BAGAIMANA DALAM MENGHADAPI MEA

A.    Latar Belakang Masalah
Pada Desember tahun ini pasar bebas kawasan Asia Tenggara akan  di buka, kerjasama ini bertujuan agar terciptanya aliran bebas barang, jasa, dan tenaga kerja terlatih, serta aliran investasi yang lebih bebas, khususnya negara-negara yang tergabung dalam ASEAN. Indonesia merupakan anggota dari organisasi geo-politik tersebut. Sebagai salah satu anggota maka Indonesia berkewajiban untuk mentaati semua kebijakan yang telah disepakati yaitu untuk membebaskan semua aliran barang, jasa, dan tenaga kerja.
Sebagai negara yang telah bergabung dalam MEA, maka wajib bagi negara untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang memadai serta berani bersaing di pasar bebas ASEAN 2015. Dalam hal ini maka di butuhkan sumber daya manusia yang handal dan bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN.
ASEAN merupakan sebuah organisasi geo-poitik dan ekonomi dari kawasan Asia Tenggara yang didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok Thailand. Di dirikan oleh beberapa negara Asia Tenggara di antaranya yaitu: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Di dirikannya ASEAN ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggota, serta memajukan perdamaian di tingkat regional/kawasan.[1]
Dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk menghadapi MEA/pasar bebas kawasan Asia Tenggara maka kita memerlukan leadership/kepemimpinan yang bisa mengantarkan yang di pimpin menjadi sumber daya yang mempunyai kesiapan dan berani berkompetinsi dengan yang lainnya. Dalam pandangan kepemimpinan Islam (Islamic Leadership) tidak akan lepas dari nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’ān dan as-Sunnah, semuanya harus mengikuti apa yang telah termaktub baik itu tersurat maupun tersirat, dari sinilah kiranya dapat di cari bagaimana kesiapan mahasiswa menghadapi MEA dalam perspektif Islamic Leadership.    
B.     Pokok Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka kiranya pemakalah dapat merumuskan beberapa pokok masalah yang berkaitan dengan makalah ini di antaranya yaitu:
1.      Apa yang di maksud dengan MEA (Masyarakat ekonomi asean)?
2.      Bagaimana cara Mahasiswa dalam menghadapi MEA perspektif Islamic Leadership?

C.    Pembahasan
1.      Masyarakat Ekonomi Asean 2015 / Asean Ekonomic Community
Sebelum diuraikan tentang MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) makaa hendaknya terlebih dahulu di uaraikan tentang ASEAN (Association Of Southeast Asian Nations). Di awal pembentukannya pada 1967, ASEAN lebih ditujukan pada kerjasama yang berorientasi politik guna mencapai kedamaian dan keamanan di kaewasan Asia Tenggara. Dimulai dari lima negara pendiri.[2]  ASEAN merupakan sebuah organisasi geo-poitik dan ekonomi dari kawasan Asia Tenggara yang didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok Thailand. Di dirikan oleh beberapa negara Asia Tenggara di antaranya yaitu: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Di dirikannya ASEAN, bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggota, serta memajukan perdamaian di tingkat regional/kawasan.[3]
Selang beberapa tahun barulah negara-negara yang ada dikawasan Asia Tenggara mulai bergabung diantaranya yaitu 7 januari 1984 Brunei Darussalam, vietnam 28 Juli 1995, Laos 23 1997, Myanmar 23 Juli 1997, Kamboja 16 Desember 1998, dan sampai saat ini, anggota ASEAN hampir semua Negara di Asia Tenggara.[4]
Dengan berjalannya waktu dan dalam rangka menghadapi berbagai tantangan kerjasama regional termasuk krisis ekonomi di tahun 1997 para pemimpin negara ASEAN kembali memformulasikan “ASEAN vision 2020” di Kuala Lumpur pada 15 Desember 1997 yang menjadi tujuan jangka panjang ASEAN yaitu: “as a concert of Southeast Asian Nations outward looking, living in peace, stability and prosperity, bonded together in paartnership in dnamic devlopment and in a commnity of caring societies. Rencana jangka panjang pembentukan komunitas ASEAN itu terdiri dari tiga pilar yaitu ASEAN Economic Community (AEC atau Masyarakat Ekonomi ASEAN-ME), ASEAN Security Community (ASC), dan ASEAN Socio-cultural Community (ASCC).[5]
Dari sisi kerja sama ekonomi, visi tersebut diwujudkan melalui strategi pengembangan ekonomi yang sejalan dengan bangsa, dengan tujuan utama mencapai pertumbuhan ekonomi berkesinambungan dan merata, serta mendukung ketahanan negara anggota maupun kawasan.[6]
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) merupakan konsep yang mulai digunakan dalam Declaration of ASEAN Concord II (Bali Concord II), Bali, Oktober 2003. MEA adalah salah satu pilar perwujudan ASEAN Vision, bersama-sama dengan ASEAN Economic Community (AEC atau Masyarakat Ekonomi ASEAN-ME), ASEAN Security Community (ASC), dan ASEAN Socio-cultural Community (ASCC). MEA adalah tujuan akhir ekonomi seperti di canangkan dalam ASEAN Vision 2020. Langakah untuk memperkuat kerangka kerja MEA bergulir di 2006 antara lain dengan formulasi blue Print atau cetak biru yang berisi target dan waktu penyampain MEA dengan jelas. Mempertimbangkan keuntungan dan kepentingan ASEAN untuk menghadapi daya saing global diputuskan untuk mempercepat pembentukan MEA dari 2020 menjadi 2015 (12 ASEAN Summit, Januari 2007).[7]
Melalui cetak biru (blue print) MEA, ASEAN telah melakukan berbagai pembangunan antara lain: pembangunan fasilitas perdagangan pada sektor informasi, teknologi, dan transportasi, pengimplementasisan ASEAN Single Window di masing-masing negara, harmonisasi kebijakan seperti adanya standar atau sertifikasi produk buatan ASEAN dengan MRA (Mutual Recognition Arrangement).[8]
Ada 4 pilar terpenting untuk mewujudkan MEA 2015, 4 pilar tersebut yang telah disepakati oleh Para Pemimpin ASEAN adalah sebagai berikut:
1.      Pasar tunggal dan basis produksi
2.      Kawasan ekonomi berdaya saing tinggi
3.      Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang setara dan
4.      Kawasan yang terintegrasi penuh dengan ekonomi global.[9]
Pencapaian MEA melalui penciptaan pasar tunggal dan kesatuan basis produksi, ditunjukan sebagai upaya perluasan melalui integrasi regional untuk mencapai skala ekonomis yang optimal. Langkah-langkah integrasi tersebut (proses liberalisasi dan penguatan internal ASEAN) menjadi strategi mencapai daya saing yang tangguh dan di sisi lain akan berkontribusi positif bagi masyarakat ASEAN secara keseluruhan maupun individual negara anggota. Pembentukan MEA juga menjadikan posisi ASEAN semakin kuat dalam menghadapi negoisasi internasional.[10]
Sebagai pasar tunggal dan basis produksi ASEAN memiliki 5 elemen utama yaitu:
a.      Aliran bebas barang
b.      Aliran bebas jasa
c.       Aliran bebas investasi
d.     Aliran modal yang lebih bebas
e.      Aliran bebas tenaga kerja terampil.
Untuk mewujudkan kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi maka di perlukan beberapa elemen penunjang untuk mencapai itu semua, elemen-elemen tersebut yaitu:
a.      Kebijakan persaingan usaha,
b.      Perlindungan konsumen
c.       Hak atas kekayaan intelektual,
d.     Pembangunan infrastruktur,
e.      Perpajakan dan
f.        E-commerce.
Tujuan utama persaingan usaha adalah memperkuat persaingan yang sehat sehingga dalam melakukan usaha akan menjaga mutu dan kualitas produk yang di pasarkan. Dan dalam mewujudkan persaingan usaha yang sehat, instusi dan perundang-undangan yang terkait dengan kebijakan persaingan usaha telah terbentuk dibeberapa negara ASEAN, yaitu Indonesia, Singapura, Thailand, dan Viet-Nam.[11]
Untuk mewujudkan kawasan dengan pembangunan ekonomi yang setara maka di perlukan pembangunan UKM dan prakrasa bagi intergrasi ASEAN dalam mewujudkan kesamarataan ekonominya.
Yang di perlukan dalam integrasi penuh dengan ekonomi global adalah dengan pendekataan koheren terhadap hubungan ekonomi eksternal, prastisipasi yang erus meningkat dalam jaminan suplai global. Itulah kiranya 4 pilar terpenting yang telah disepakati oleh pemimpin ASEAN dalam menjalankan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015).

2.      Kesiapan Mahasiswa dalam menghadapi MEA perspektif Islamic Leadership
Dalam menghadapi MEA maka di butuhkan sumber daya manusia yang terampil juga terdidik, karena sumber daya manusisa merupakan faktor produksi yang sangat penting. Sumber daya manusisa adalah penduduk yang siap mau dan mampu memberi sumbangan terhadap usaha pencapaian tujuan organisasi.  Mahasiswa merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan harus mempunyai kelebihan dari pada yang lainnya.[12]
Dari sebuah data jumlah mahasiswa Indonesia saat ini 4,8 juta orang, dan jika dihitung terhadap populasi penduduk berusisa 19-24 tahun, maka angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi yaitu 18,4 %, berarti ada lebih dari 81,6% anak usia 19-24 tahun tidak mengalami kesempatan untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi/kuliah.[13]
Mahasiswa sudah seharusnya dapat berperan dan menjadi garda dalam pembangunan bangsa. Peran mahasiswa dalam pembangunan bangsa yaitu :
Pertama sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat menjadi kontrol bagi berjalannya pemerintahan. Baik dalam pembuatan kebijakan maupun peraturan yang dilakukan oleh pemerintah. Mahasiswa juga bisa sebagai penyalur aspirasi masyarakat kepada pemerintah. 
Kedua sebagai bagian dari perubahan, sebagai kaum intelektual peranan mahasiswa sangat dibutuhkan dan penting dalam perubahan bangsa. Mahasiswa dapat merealisasikan teori yang di pelajarinya di kampus, terhadap masalah yang terjadi di masyarakat. Mahasiswa juga harus berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat dan memberikan solusi. Selain itu mahasiswa sebagai kaum intelektual adalah generasi penerus bangsa untuk meneruskan dan menggantikan generasi sebelumnya untuk melakukan perubahan bangsa ke arah yang lebih baik dan maju. 
Ketiga sebagai iron stock, yaitu mahasiswa sebagai penerus atau aset cadangan bangsa untuk melakukan perubahan. Selain itu mahasiswa adalah harapan bangsa untuk meneruskan perjuangan di masa depan.[14]
ASEAN Community menuntut sumber daya manusia untuk siap bertarung dengan SDM negara ASEAN lainnya, pertarungan ini hanya bisa menang dan dimenangkan oleh mereka yang mengenyam pendidikan lebih lama dan lebih tinggi serta berkualitas. MEA memberi  kesempatan seluas-luasnya bagi warga negara ASEAN untuk mendapatkan pekerjaan tanpa adanya hambatan di negara yang dituju, akan tetapi AEC blue print membatasi hanya tenaga kerja yang terampil.

Perspektif Islamic leadership
Tanggung jawab manusia merupakan sebagian dari sunnatullah atau ketentuan Allah. Karena kadar dan keinginan manusisa itu berbeda maka pada setiap kelompok dan kurun Allah menurunkan seorang yang dapat membimbing yang biasa di sebut pemimpin. Karena semua manusia adalah pemimpin.[15]
Islamic leadership kepemimpinan Islam berpijak pada landasan yang sangat kuat dan kokoh yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah, menurut Al Farabi pemimpin di ibaratkan seperti hati yang ada pada diri manusia dan menjadi penentu dalam segala aktifitasnya. Berbeda dengan Al Farabi, Al Aqqad memaknai pemimpin sebagai orang yang memimpin manusia di dalam menegakan hukum syarak.Pada prinsipnya Islamic leadership bertumpu pada nilai-niilai yang terdapat pada pedoman utama umat Islam yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah.  
Dalam menghadapi MEA maka kita sebagai calon pemimpin harus mengetahui cara untuk menghadapi pasar global dasar bebas dengan cara pandang kepemimpinan Islam.

D.    kesimpulan
Dari urain yang telah pemakalah sampaikan maka kiranya pemakalah akan memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1.      dalam menghadapi MEA 2015 maka kita harus benar-benar mempersiapkan ketrampilan dan inofasi baru dalam bidang usaha, menghadapi MEA tak perlu khawatir tetapi anggaplah ini sebagai tantangan utuk kita semua dalam menghadapi pasar bebas dan persaingan global.

2.      Di lihat dari sudut pandang/perspektif kepemimpinan Islam maka cara menghadapi MEA ini harus dengan penuh tanggung jawab dan dilandasi dengan nilai-nilai yang terdapat dal al-Qur’an dan as-Sunnah.